Rabu, 25 April 2012

Pemerintah Tidak Berpihak pada Penelitian Dasar
 Lukman Hakim Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

JAKARTA — Pemerintah kurang berpihak pada penelitian dasar. Hal ini tecermin dari minimnya dana penelitian. Baru-baru ini, dana Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dipotong sebesar 10 persen untuk kepentingan bahan bakar minyak.
Kepala LIPI Lukman Hakim mengatakan, "Penelitian dasar kalau diekspos akan membanggakan sekali. Akan tetapi, sistem anggaran kita tidak berpihak untuk penelitian seperti ini."
Sementara itu, Wakil Kepala LIPI Endang Sukara menuturkan bahwa pemotongan dana LIPI sangat berdampak pada penelitian dasar. Dengan dana terbatas, banyak dana dialokasikan untuk riset aplikatif, bukan eksploratif.
"Potongan 10 persen dana LIPI ini sama dengan pemotongan 80 persen dana Puslit Biologi," kata Endang, dalam konferensi pers di jakarta, Rabu (25/4/2012).
Di Puslit Biologi LIPI, pemotongan dana berimbas pada sulitnya melakukan kegiatan penelitian dasar, seperti taksonomi. Padahal, penelitian taksonomi penting untuk mendata keanekaragaman hayati Indonesia.
"Dengan dana terpotong 80 persen, kami sulit melakukan penelitian. Enggak bisa explore. Padahal banyak daerah yang belum dieksplorasi," kata Elizabeth Widjaja, peneliti bambu dari Puslit Biologi.
Lukman mengungkapkan, dengan pendapatan per kapita Indonesia saat ini, tidak mungkin lagi Indonesia mendapatkan grant penelitian seperti 20-30 tahun lalu. Sementara itu, perubahan pendapatan per kapita terjadi, anggaran riset tidak berubah.
Keberpihakan pada penelitian dasar, terutama pengungkapan keanekaragaman hayati, sangat penting sebelum Indonesia didahului peneliti asing.
Riset juga penting untuk mengetahui sumber daya alam yang berpotensi, bisa dikomersialkan dan memberikan keuntungan secara ekonomi bagi bangsa.