Sabtu, 05 Mei 2012

KBS: Kematian Satwa Masih Bisa Ditoleransi
 Tim medis memeriksa satu-satunya jerapah koleksi Kebun Binatang Surabaya yang ditemukan terkulai lemas
JAKARTA - Kepala Humas Kebun Binatang Surabaya (KBS), Anthan Warsito, menanggapi desakan musisi Inggris, Morrisey, yang menyerukan penutupan KBS karena banyak satwa yang mati mengenaskan.
Surat dari Morissey diberikan kepada Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan sebelum ia tampil di Jakarta. Ia meminta satwa dari KBS harus dipindahkan ke lingkungan yang lebih layak daripada bertahan di KBS dengan kondisi menderita dan seolah dibiarkan mati.
Namun, menurut Anthan Warsito, kematian satwa di KBS masih dapat ditoleransi. Menurutnya, kematian sejumlah satwa perlu dilihat sebabnya. Banyak kematian terjadi pada satwa yang sudah tua, anakan atau yang sudah sakit-sakitan sebelumnya.
"Mereka tidak tahu apa uyang terjadi di KBS," katanya.
"Kematiannya saat ini hanya 0,8 persen dari total satwa. Untuk kebun bintang, 1-2 persen itu masih dapat ditoleransi," paparnya.
"Bahkan biologist dari Berlin Zoo yang datang juga appreciate dengan apa yang kita lakukan," tambahnya.
Ia mengungkapkan bahwa KBS juga sudah berupaya untuk mengatasi permasalahan. Masalah dana sedang diupayakan dengan kerjasama dengan pihak lain. Sementara, masalah overpopulasi juga tengah dipikirkan solusinya.
Sementara itu, Toni Sumampau, Ketua Harian Tim Pengelola Sementara (TPS) KBS mengatakan ia juga memiliki visi sama dengan Morrisey. Ia berharap seruan Morrisey bisa menyentuh para pengambil kebijakan untuk menyelesaikan masalah KBS.
"Meskipun baru mendengar berita ini, saya berharap ada manfaatnya. Tapi saya pikir tidak perlulah orang asing ikut-ikut menyoroti masalah KBS. Toh kami di sini bekerja dan tidak diam," kata Toni seperti dikutip Harian Surya.